Rabu, 13 Mei 2009

Sejarah Desain Grafis

Desainer adalah seseorang yang merancang sesuatu. Definisi yang terluas, kemungkinan diberikan oleh seorang psikolog bernama Herbert Simon: Everyone designs who devises courses of action aimed at changing existing situations into preferred ones, artinya: "Setiap orang mendesain untuk merencanakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk merubah situasi yang ada menjadi lebih baik"


Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak.

Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.

Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script; berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.


Desain komunikasi visual

Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DESKOMVIS pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.

Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya.


.: Latar Belakang

Dengan meledaknya revolusi industri, maka kebutuhan manusia pada zaman itu semakin berkembang. Muncul kebutuhan untuk mempromosikan dan menginformasikan sesuatu dari seseorang ke public umum. Teknologi cetak pun semakin berkembang, hingga muncul kebutuhan-kebutuhan baru dalam bidang marketing, diantaranya kebutuhan untuk mengedukasi pasar dengan iklan, bagaimana mempercantik sebuah kemasan produk, bagaimana menginformasikan secara massal sebagai sebuah industrialisasi yang semakin maju dan kompleks. Gaya Victorian ini terkesan natural. Terlihat dari berbagai poster dan iklan pada zaman itu yang kebanyakan menggambarkan seseorang dengan pose-pose yang terkesan datar, alami dan biasa terjadi di lingkungan sekitar, pose-pose ekstrem misalnya menggunakan sudut pandang mata kodok sangat sulit diterima pada zaman ini.


.: Desainer paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya


>> Desainer paling berpengaruh
1. Rouchon
2. Sir John Millais

>> Desainer lainnya
1. Rummler
2. Grant Hamilton
3. Alfred Le Petit

>> Ciri-ciri style
* Ilustrasi secara realisme dan sentimental serta mengutamakan keindahan.
* Penggambaran karakter perempuan yang berbadan subur.
* Framing berupa ornamen-ornamen.
* Banyak ditemui karya-karya yang sifatnya simetris.
* Typografi dengan menggunakan fonts jenis Sans Serif banyak ditemui, dalam satu karya menggunakan berbagai variasi font.
* Penggunaan warna-warna yang natural.



.: Desainer grafis

Perancang grafis/Desainer Grafis (bahasa Inggris Graphic Designer) adalah profesi yang menciptakan ilustrasi, tipografi, fotografi, atau grafis motion. Seorang desainer grafis menciptakan karya untuk penerbit, media cetak dan elektronik, seperti brosur dan mengiklankan produk. Mereka bertanggung jawab untuk sebuah tampilan agar tampak menarik, yang bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk materi promosi yang berkaitan dengan produk dan publik.

Perancang Grafis bertugas untuk menyampaikan sebuah informasi yang diinginkan oleh produk/ klien dalam bentuk desain yang menarik.


.: Ruang Lingkup peran Perancang Grafis secara umum diantaranya sebagai berikut:

>> Logo dan Identitas Perusahaan/ Corporate Identity, mencakup:
o Logo perusahaan,
o Amplop dan kop surat,
o Profile perusahaan.

* Materi promosi seperti brosur, spanduk,
* POP (Point of Purchase)seperti Standing Banner, Hanging Mobile dll
* Packaging/ kemasan produk


Portfolio karir
Portfolio para desainer grafis dalam waktu kurun lima tahun belakang ini biasa menggunakan semacam buku hitam atau binder besar untuk menyimpan karya terbaik mereka, untuk mereka tunjukkan kepada klien atau pemilik perusahaan. Setelah lebih dari 20 tahun, portfolio telah berkembang dijadikan digital, yang biasa ditemukan pada internet, CD atau DVD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar